Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Ketika Harus Berkata 'Sudah'

Menyudahi sesuatu itu enggak gampang. Apalagi kalau kita terlanjur nyaman dan merasa aman di dalamnya. Ketika kita berada di zona aman, kadang kita terlena dan menutup mata akan semua hal negatif yang sebernarnya kita alami tanpa sadar. Saya punya sahabat yang sudah pacaran bertahun-tahun. Saya pikir dia bahagia sama si cowok dan punya pikiran untuk menikah nantinya. Ternyata setelah dengar ceritanya, ia bilang kalau dia enggak pernah kepikiran untuk nikah sama si cowok karena cowok ini masih childish banget, not a husband material. Lalu saya tanya kenapa dia masih juga pacaran sama si cowok kalau memang enggak ada tujuan yang jelas? Jawabannya sederhana banget: karena gue udah nyaman sama dia. Sahabat saya enggak tahu akan ketemu cowok seseru dan senyambung kayak pacarnya ini apa enggak kalau mereka putus. Dia banyak tutup mata kalau cowoknya kelewat egois, bermulut kasar, bahkan suka flirting sama cewek lain. It doesn't make sense to me.  Walaupun itu enggak masuk akal di s

17 Agustus yang Emosional

Hai! Rasanya sudah lama banget saya enggak nulis di blog ini, pun blog saya yang di Tumblr . Enggak perlu kasih alasan yang lain sih, cuma saya akhir-akhir terlalu fokus sama pekerjaan dan agak lelah dengan menulis. Iya, ada saatnya menulis menjadi sesuatu yang menjemukkan, apalagi ketika menulis menjadi suatu kewajiban, bukan karena keinginan. Mumpung sekarang hari minggu dan saya sedang libur dan enggak ada kerjaan (walaupun sudah janji sama si Mamah untuk ngurusin baju yang sudah dicuci), saya memutuskan untuk update blog ini. SELAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA YANG KE-69! Yes, today is my country's independence day. Wow, my country is old, like a lady old. But no worry, you're still awesome. Ada rasa sebal karena 17 Agustus tahun ini jatuh di hari minggu. Kenapa? Karena jadi enggak ada hari libur tambahan. Huft. Dan sehubungan dengan hari kemerdekaan, hari ini pun gereja saya punya tema khotbah yang ada sangkut pautnya dengan kemerdekaan. Saya menangkap beberapa poin

You're Not Ugly

Suatu hari teman saya tiba-tiba bertanya "Gimana caranya supaya saya bisa punya rasa percaya diri yang kuat kayak kamu?" Pada saat itu, saya bingung banget harus jawab apa. Karena saya sendiri sampai detik itu enggak tahu bagaimana saya sampai bisa punya rasa percaya diri yang tinggi, bahkan ketinggian kata sebagian orang. Jujur, saya kadang memandang diri saya sendiri rendah. Dari kecil saya memiliki tubuh yang gemuk dan orang tua saya pun sering menegur saya karena sampai umur 25 ini saya masih juga gemuk. Rambut saya keriting dan saya menganggap itu sebagai halangan untuk tampil cantik mempesona layaknya bintang iklan. Kulit saya walaupun dapat dibilang putih, tapi mudah terbakar dan warnanya bukan menjadi eksotis, tapi dekil. Saya pun berbadan pendek (152 cm) dan enggak jarang saya diledekin bantet sama teman-teman saya. Wajah saya? Saya sih enggak menganggap wajah saya cantik. Bahkan teman cowok saya ada yang dengan terang-terangan bilang saya itu jelek. Itu baru dari

Movie Review: Delicacy (2011)

  Sutradara: David Foenkinos, Stephane Foenkinos Pemain: Audrey Tatou, Francois Damiens Genre: Romantic-comedy Udah sebulan terakhir ini pengin banget nonton film Perancis. Tapi karena enggak tahu film yang bagus apa, jadinya tertunda terus. Sampai tadi malam ketika lagi Saturdate sama temen kantor saya, Nana, kami memutuskan untuk pergi ke festival Europe on Screen 2014. Setelah memilih-milih film yang kira-kira bagus, akhirnya kami pilih film Delicacy yang diputar di Goethe Institute, Menteng. Awalnya milih film ini karena yang main Audrey Tatou dan lokasinya enggak jauh. Pas dibilang film ini ber- genre romantis, saya dan Nana agak takut jatuh bosan karena lagi malas nonton yang menye-menye bikin mewek. Tapi ternyata kami salah. Film ini....menyenangkan. Saya rasa semua orang yang juga menonton film ini akan setuju. Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nathalie yang baru saja menikah dengan kekasihnya dan lagi bahagia-bahagianya. Tapi terjadi musibah,  s

Jakarta itu Keras

Selain penis, ternyata ada juga yang bisa keras, yaitu Jakarta. Kalau ada yang bilang “Ah, itu bisa-bisaan orang yang tinggal di Ibu Kota aja. Enggak sekeras itu, kok,” tandanya dia enggak pernah tinggal lebih dari setahun di Jakarta. Dua hari yang lalu, seperti biasa saya menikmati saat-saat morning walk dari stasiun menuju kantor. Biasanya jalan pagi ini aman dan tentram (walaupun matahari dan asap knalpotnya enggak santai), tapi kali ini ada yang berbeda. Ketika melewati jembatan Tosari, saya melihat kejadian pencopetan dengan mata kepala saya sendiri. Saya yang sebelumnya enggak pernah lihat kejadian orang dicopet secara langsung jadi agak bengong. Prosesnya cepat banget dan modusnya kebaca. Ada 4 bapak-bapak (yang sepertinya umur 50an dan sudah beranak istri), yang satu akting menjatuhkan barang dan yang satu lagi bertugas mengambil dompet di saku belakang si korban. Yang dua lagi sepertinya bertugas mengalihkan perhatian orang-orang. Rasanya ingin berteriak “copeeeet!” tapi sa

Banyak Perubahan

Usia blog ini ternyata hampir mencapai 6 tahun. Hmm..lumayan sudah lama juga ya saya menulis di sini dan alamatnya enggak berubah-ubah dari dulu. So, what's happening here? Changes I change a lot. I grow up. Banyak perubahan yang saya alami selama enam tahun. Ketika pertama kali menulis, umur saya masih 19 tahun. Sekarang? Bulan April nanti saya genap berumur 25 tahun, seperempat abad sudah. Hehehe, I'm in the middle of my 20s. Tadi sempat baca postingan awal-awal dan.....saya terlihat masih anak-anak sekali. Lucu aja ngelihat betapa ekspresifnya saya dalam menulis. Font yang warna-warni dan ukurannya berbeda-beda untuk menekan beberapa kata atau kalimat. Lalu saya melihat postingan sejak tahun 2011. Rasanya ingin ketawa karena saya berubah banget. Cara nulisnya hampir seperti ini. Hanya bermain 'bold' dan 'italic'. Cara berceritanya juga beda. Dulu saya selalu menggebu-gebu kalau nulis (bahkan saya bisa ngebayangin kalau saya nulis sambil lompat-lompat. Ugh.

Jealousy

Berawal dari rasa ingin memiliki. Seperti yang sudah pernah saya bilang, saya tipe orang yang cemburuan. Cih, sok banget memang. Saya bisa cepat ngambek kalau tahu orang yang saya sayang jalan sama perempuan lain (ya iya, lah. menurut lo aja.).Tapi enggak cuma sama teman perempuan saja, kadang saya cemburu kalau dia lagi main terlalu sering dengan teman-temannya. Rasanya pikiran saya berkata, "kok elo sama mereka terus sih? Sama gue-nya kapan?" Padahal kalau dipikir-pikir, waktu yang kami luangkan cukup banyak. Ditambah si orang ini (seperti yang pernah saya ceritakan juga) ramah banget sama perempuan. Banget. My jealousy evil meets its contender. Tapi ada yang saya ingin ceritakan dan sepertinya ini pelajaran buat saya. Saya pernah ngobrol sama salah satu sahabat saya, Kenny. Kami membahas konsep pacaran dan memiliki. Kami berdua sama-sama sepakat tentang konsep pacaran itu aneh. Kok bisa ya seseorang punya keinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan milik dia s