Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

Percakapan Ibu dan Anak Perempuannya

Audrey: Mah, kalau misalnya aku punya pacar, kira-kira boleh aku bawa ke rumah ga? Mamah: Boleeeeeh... Audrey: Kalau misalnya jalan bareng? Makan bareng keluarga? Mamah: Oh..kalau yang kayak gitu sih masih lama, harus yang udah deket banget.. Audrey: Mmmm.. baiklah. Mamah: Oh! Kalo sampe udah mau jalan bareng mah musti yang bule kak, atau yang fasih bahasa inggris.. Audrey: Haah? Mamah: Iyaaa, biar bisa nyambung ngobrol sama mamahnya..

Angan tentang Masa Depan

Jika kamu diberikan kesempatan untuk berangan-angan tentang masa depan kamu, apa yang akan muncul di pikiran kamu? Pernah tidak berencana nantinya kamu akan kerja sebagai apa? Pernah tidak kamu berimajinasi tentang bagaimana rumah kamu nantinya? Pernah tidak kamu berpikir bagaimana hari tua kamu akan seperti apa? Kalau saya ditanya hal-hal tersebut, saya bisa menjabarkannya dengan penuh semangat. Di benak saya sudah tergambarkan berbagai cerita yang akan saya tulis di hidup saya. Sang pemimpi, mungkin cocok untuk jadi nama panggilan saya. Ketika membicarakan tentang masa depan, pikiran saya langsung liar berkelana. Kalau diibaratkan kanvas putih yang masih bersih, kanvas itu langsung penuh dengan coretan cat warna-warni. Banyak hal yang menjadi impian saya. Tentang pekerjaan saya, tentang pergaulan saya, tentang pernikahan saya, tentang pendamping hidup saya, tentang rumah masa depan saya, semuanya! Senyum saya langsung terukir lebar kalau sudah membayangkan semuanya itu dan celoteh

kang, foto kaaaang.. :")

jadi, ini yang namanya Kakak Ijal, teman bercanda dan saling menggoda. Teman curhat juga sekaligus teman bermanja-manja. Dia fans beratnya Juventus yang memaksa saya untuk beli jersey-nya juve. I know, it's silly when he said, "Yang penting gue pengen liat lo pake baju juve!" -___- Semoga kali ini kamu benar-benar berpasangan dengan orang yang tepat ya, kakaaak.. SMOOCH! :*

Semua Akan Baik-baik Saja

Semua orang punya urusannya masing-masing. Semua orang punya keperluannya masing-masing. Semua orang punya masalah dalam hidupnya. Kita bisa saja memandang masalah kita lebih berat dari orang lain dan itu tidak salah. Kenapa tidak? Semua orang punya hak menentukan standarisasi beban masalahnya. Bisa saja untuk satu orang adalah musibah baginya kalau keluar rumah tidak mengenakan pakaian yang serasi, yang biasa dianggap oleh sebagian atau banyak orang itu adalah masalah yang sangat sepele. Bisa saja baginya kehilangan anggota keluarga atau sahabat sama bermasalahnya dengan soal pakaian tersebut. Kita tidak bisa bilang, "Masalah baju aja ribet!" Mungkin ia dari kecil dibiasakan berpakaian serba serasi, dari kepala sampai ujung kaki. Yang menjadi permasalahan adalah ketika masalah kita sudah membuat repot orang lain. Kita yang kesal karena masalah kita yang menumpuk, tidak selesai-selesai, lalu orang lain yang jadi korban. Entah mereka jadi orang yang harus ikut membantu agar