Sutradara: David Foenkinos, Stephane Foenkinos
Pemain: Audrey Tatou, Francois Damiens
Genre: Romantic-comedy
Udah sebulan terakhir ini pengin banget nonton film Perancis. Tapi karena enggak tahu film yang bagus apa, jadinya tertunda terus. Sampai tadi malam ketika lagi Saturdate sama temen kantor saya, Nana, kami memutuskan untuk pergi ke festival Europe on Screen 2014. Setelah memilih-milih film yang kira-kira bagus, akhirnya kami pilih film Delicacy yang diputar di Goethe Institute, Menteng. Awalnya milih film ini karena yang main Audrey Tatou dan lokasinya enggak jauh.
Pas dibilang film ini ber-genre romantis, saya dan Nana agak takut jatuh bosan karena lagi malas nonton yang menye-menye bikin mewek. Tapi ternyata kami salah. Film ini....menyenangkan. Saya rasa semua orang yang juga menonton film ini akan setuju.
Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nathalie yang baru saja menikah dengan kekasihnya dan lagi bahagia-bahagianya. Tapi terjadi musibah, suaminya meninggal tiba-tiba karena kecelakan, tertabrak mobil ketika jogging pagi. Nathalie berduka begitu dalam dan ia menutup dirinya dari banyak orang, termasuk orangtuanya, karena membutuhkan waktu sendiri. Namun ia tidak bisa tertekan selamanya dan memutuskan untuk menjalani hidupnya. Setelah 3 tahun, Nathalie akhirnya memiliki karir yang bagus dan stabil, tapi hatinya tetap sendiri. Sampai suatu saat ia tanpa sadar mencium rekan kerjanya, Markus. Markus sendiri bukan laki-laki yang populer di kantornya. Bahkan bisa dibilang ia orang yang invisible, no one pays attention to him. Nathalie awalnya merasa ini hanya selingan dan kesalah pahaman. Namun apa daya, kebaikan dan hati Markus yang tulus, dan selera humor yang bagus, menggelitik hati Nathalie.
Yang saya paling suka dari film ini adalah dialognya yang bagus dan mengalir natural banget. Biasanya film romance comedy dialognya cenderung enteng, bahkan cheesy. But not this one, this one has tons of good dialogues. Salah satunya ketika Markus berusaha untuk enggak jatuh cinta sama Nathalie dan selalu memalingkan wajahnya kalau ada Nathalie.
"You cannot keep your neck that way. You'll get a neck ache!"
"It's better than get a heartache!"
Well, that one is gold! Kenapa saya bilang dialognya jenius? Karena kita bisa dengar dialog atau percakapan seperti itu sehari-hari. Kalau kita termasuk orang yang suka dengan genre rom-com, this is a must seen movie. Yang membuat film ini terasa nyata adalah tokoh utama cowok yang enggak setampat artis Hollywood, yang memang biasanya kita temuka (lagi) di hari-hari biasa kita. Enggak selamanya pemeran laki-laki harus tampan untuk bikin si tokoh perempuannya jatuh cinta. Dia bisa saja cowok biasa, yang enggak pernah kepikiran bakal jadi tokoh utama, lalu...boom! He's the one.
And overall, for me it's a 4 out of 5!
Pemain: Audrey Tatou, Francois Damiens
Genre: Romantic-comedy
Udah sebulan terakhir ini pengin banget nonton film Perancis. Tapi karena enggak tahu film yang bagus apa, jadinya tertunda terus. Sampai tadi malam ketika lagi Saturdate sama temen kantor saya, Nana, kami memutuskan untuk pergi ke festival Europe on Screen 2014. Setelah memilih-milih film yang kira-kira bagus, akhirnya kami pilih film Delicacy yang diputar di Goethe Institute, Menteng. Awalnya milih film ini karena yang main Audrey Tatou dan lokasinya enggak jauh.
Pas dibilang film ini ber-genre romantis, saya dan Nana agak takut jatuh bosan karena lagi malas nonton yang menye-menye bikin mewek. Tapi ternyata kami salah. Film ini....menyenangkan. Saya rasa semua orang yang juga menonton film ini akan setuju.
Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nathalie yang baru saja menikah dengan kekasihnya dan lagi bahagia-bahagianya. Tapi terjadi musibah, suaminya meninggal tiba-tiba karena kecelakan, tertabrak mobil ketika jogging pagi. Nathalie berduka begitu dalam dan ia menutup dirinya dari banyak orang, termasuk orangtuanya, karena membutuhkan waktu sendiri. Namun ia tidak bisa tertekan selamanya dan memutuskan untuk menjalani hidupnya. Setelah 3 tahun, Nathalie akhirnya memiliki karir yang bagus dan stabil, tapi hatinya tetap sendiri. Sampai suatu saat ia tanpa sadar mencium rekan kerjanya, Markus. Markus sendiri bukan laki-laki yang populer di kantornya. Bahkan bisa dibilang ia orang yang invisible, no one pays attention to him. Nathalie awalnya merasa ini hanya selingan dan kesalah pahaman. Namun apa daya, kebaikan dan hati Markus yang tulus, dan selera humor yang bagus, menggelitik hati Nathalie.
Yang saya paling suka dari film ini adalah dialognya yang bagus dan mengalir natural banget. Biasanya film romance comedy dialognya cenderung enteng, bahkan cheesy. But not this one, this one has tons of good dialogues. Salah satunya ketika Markus berusaha untuk enggak jatuh cinta sama Nathalie dan selalu memalingkan wajahnya kalau ada Nathalie.
"You cannot keep your neck that way. You'll get a neck ache!"
"It's better than get a heartache!"
Well, that one is gold! Kenapa saya bilang dialognya jenius? Karena kita bisa dengar dialog atau percakapan seperti itu sehari-hari. Kalau kita termasuk orang yang suka dengan genre rom-com, this is a must seen movie. Yang membuat film ini terasa nyata adalah tokoh utama cowok yang enggak setampat artis Hollywood, yang memang biasanya kita temuka (lagi) di hari-hari biasa kita. Enggak selamanya pemeran laki-laki harus tampan untuk bikin si tokoh perempuannya jatuh cinta. Dia bisa saja cowok biasa, yang enggak pernah kepikiran bakal jadi tokoh utama, lalu...boom! He's the one.
And overall, for me it's a 4 out of 5!
Comments