Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

#30DaysWritingChallenge: 3 Hal Sederhana yang Paling Mengganggu

Hari ketiga dalam menjalani tantang menulis dalam 30 hari. Ternyata masih konsisten juga. Cukup kagum sama diri sendiri. *lho* He-he-he, buat yang kenal Audrey, mah, pasti tahu banget betapa malasnya saya buat melakukan sesuatu dengan konsisten. Boro-boro nulis satu tulisan sehari. Bisa rutin nulis sekali sebulan aja sudah hebat. Oops! Tema tulisan kali ini adalah " write your top three pet peeves". Buat yang bingung apa itu pet peeves, jangan sedih karena saya sebagai penulis juga sebelumnya googling dulu artinya apaan. Sering, sih, dengar orang ngomong "ya... Itu pet peeves gue banget, sih. Secara which is... Bla bla bla", tapi tetap aja kurang ngelotok kepahamannya. Jadi marilah kita lihat-lihat deskripsinya kalau menurut urban dictionary.  " Pet peeve is s omething that is maybe a bit annoying to most people but is very annoying or  upsetting  to a particular person." Jadi, bisa ditarik kesimpulan, pet peeve itu hal-hal yang buat

#30DaysWritingChallenge: Orang Bilang Audrey Itu...

Hari kedua untuk memenuhi tantangan menulis dalam 30 hari! Tema kali ini adalah "things that people said about you that you'll never forget". Disclaimer : tidak ada kepahitan di dalam tulisan ini. Semua pernyataan memang berdasarkan yang orang katakan tentang saya dan yang akan saya ingat seumur hidup. Jadi, kalau menurut beberapa orang, Audrey itu... ...feminis galak dan sensian Feminis? Iya. Feminis galak dan sensian? Belum tentu. Semua pasti ada sebabnya. Becandaan kamu seksis? Pernyataan kamu melecehkan salah satu gender? Kamu victim blaming ? Ya, jangan heran. Tapi sepertinya label ini yang selalu erat dengan feminisme, yaitu galak, suka marah-marah, dan sensian. Yang jadi pertanyaan, kenapa ketika perempuan mulai mengungkapkan pikirannya atau protes dengan keadaan, langsung dibilangnya pemarah dan sensian? Ketika perempuan memiliki pendapat, dibilangnya cerewet? Dan ketika perempuan memiliki keinginan untuk mandiri, sering juga dibilang egois

#30DaysWritingChallenge: 5 Hal yang Bikin Saya Bahagia

Mari kita mulai tantangan menulis selama 30 hari! Berawal dari rajin update di Instagram Story tentang #30daysongchallenge yang sudah selesai lama, akhirnya memutuskan harus ikut challenge yang lain. Anaknya sungguh ambisius. *yeah right* Setelah cari-cari di Pinterest, akhirnya ketemu yang pas dan bisa dilakukan setiap hari, yaitu "30 Days Writing Challenge". Hitung-hitung, ini sebagai penebus dosa karena sudah lama tidak update di blog. Kesibukan kerja dan ngurusin tulisan orang lain seringnya bikin lupa dengan tulisan sendiri. Tantangan di hari pertama, saya akan nulis soal 5 hal yang bikin saya bahagia. Kalau kalian mengharapkan akan dapat tulisan menye-menye tentang betapa bahagianya saya memiliki keluarga yang selalu support segala keputusan saya, siap-siap kecewa karena saya tidak akan menulis soal itu di sini. Alasannya jelas, karena itu mah sudah pasti bikin bahagia. D'uh. Saya itu orangnya bisa dibilang mudah bahagia. Makan makanan enak, b

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita diser

3 Hal yang Membuat Para Penyintas Pelecehan Seksual Enggan Bercerita

Menurut KBBI, 'Penyintas' berasal dari kata 'sintas' yang berarti  terus bertahan hidup, mampu mempertahankan keberadaannya. Sehingga kata penyintas memiliki arti  orang yang mampu bertahan hidup. Kata penyintas ini kerap digunakan beriringan dengan 'pelecehan seksual', yang bisa kita simpulkan memiliki arti 'orang-orang yang mampu bertahan hidup dari peristiwa pelecehan seksual'. Pelecehan seksual ini bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari yang paling ekstrem, yaitu pemerkosaan, sampai yang biasanya dianggap remeh oleh banyak orang (baik perempuan ataupun laki-laki) yaitu catcalling . Di tengah seringnya orang mengalami pelecehan seksual, ternyata jarang sekali ada yang mau dan berani untuk angkat bicara mengenai peristiwa pelecehan tersebut. Menurut survei daring yang diadakan oleh  Lentera Sintas Indonesia dan Magdalene, 93% dari korban pelecehan seksual enggan membicarakan pengalaman mereka, bahkan enggan melaporkan dan membawanya ke ran