Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

Jatuh. Bangun. Berjalan.

Jatuh adalah ketika orang banyak mengharapkan kehebatanmu dalam segala hal, namun yang kamu sadari adalah kemampuanmu terbatas dan kamu belum piawai dalam mengerjakan segala hal. Kamu bisa sebenarnya, hanya belum berkeinginan untuk menjadi hebat. Orang-orang menganggap kamu manusia super dan selalu menunggu-nunggu sepak terjangmu, namun nyatanya kamu hanya ingin berleha-leha dulu sejenak di dalam kamar sambil menikmati kopi panas dengan selembar roti berselai stroberi. Jatuh adalah kamu belum bisa melepaskan ikatan masa lalu, teringat, ingin kembali, namun apa daya masa lalu telah terkunci di kotak kaca setebal 1 meter, tak dapat ditembus tak dapat dibuka. BANGUN! Jangan mau terlena, jangan mau tenggelam. Itu! Ada pelampung! Manfaatkan, jangan mau terbawa arus. Jangan mau tenggelam. Jatuh pasti sakit. Jatuh pasti menangis, meski ditahan atau disimpan dalam hati. Jatuh pasti kecewa, pada orang lain, pada orang banyak, pada keadaan, pada waktu, pada diri sendiri. Jatuh pasti khawatir, bi

sedikit senyum untuk pagi. sedikit senyum untuk nanti.

Pagi ini wajah saya penuh senyuman. Senyuman yang saya rasa sih tulus dan berbeda dari biasanya. Senyuman yang saya kembangkan lebih ke senyum terharu karena melihat hal-hal sederhana. Pagi ini seperjalanan saya menuju pangkalan damri dari kostan, saya melihat banyak hal. Sederhana, namun manis. Yang pertama, saya melihat seorang anak laki-laki kecil, kepalanya botak, mengendarai sepeda mungilnya dengan penuh semangat. Ia mengayuhnya, mondar-mandir di sepanjang jalan. Sesekali ia berteriak, "MInggir! Minggir!" agar teman-temannya tidak tertabrak. Sekejab saja saya terbawa oleh ingatan masa lalu, dimana saya suka sekali bermain sepeda semasa kecil. Kalau diingat-ingat, terakhir saya main sepeda itu waktu umur 15 mungkin ya? Sekitar 8 tahun yang lalu. Setelahnya, jarang sekali saya bermain sepeda. Saya rindu dan ingin mengulang masa-masa itu, dimana pikiran saya belum terkontaminasi oleh ideologi-ideologi, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep dalan berpikir. Saya rindu dimana say

my taurus-mate, Mellysa Anastasya Legi.

Saya gak tau gimana ceritanya kami berdua bisa begitu mirip secara kelakuan dan cara berpikirnya. Saya gak ngerti kenapa teman saya ini walau cantik luar biasa tapi kelakuannya sama aja cacatnya sama saya. Saya gak ngerti. Tapi yang saya ngerti, kami sama-sama MUREEEEE... :D

Lanjutkan saja. Maka tidak terasa begitu buruk.

Pernah gak sih kalian menyesal setelah memilih baju di toko lalu ternyata setelah dibeli, bajunya gak sebagus bayangan kita? Rasanya gimana? Kesel sih udah pasti. Dalam hati pasti bilang, "Tau gitu tadi gak usah beli! Sayang banget duit gue tadi.." Lalu bajunya dikemanakan? Masih mending kalau bisa ditukar (yang kebanyakan gak mungkin), tapi kalau gak bisa dan harus disimpan? Ya sudah lah, telan saja kenyataannya kalau kamu mengalami sesuatu yang tidak kamu inginkan. Kesalahan, kegagalan, apa pun itu bentuknya, pasti menimbulkan perasaan sedih kesal dan kecewa. Gak mungkin kita serta-merta mengucap syukur, namanya juga manusia pasti mengeluh dulu. Tapi coba kita lihat dari sisi yang berbeda. Dari awal segala keputusan yang telah kita ambil itu (seharusnya) bukan atas dorongan orang lain atau disuruh orang lain, tapi karena memang kita yang memilih untuk memutuskan. Dan ketika pilihan kita keliru, tanggung jawab seluruhnya ada di kita karena kita yang memilih opsi tersebut. Me