Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

He's precious. He's my best friend.

Okay, setelah menulis soal kehidupan saya beberapa belakangan, saya akan memenuhi janji untuk cerita soal percintaan saya. Sebenarnya enggak penting juga buat dibaca. Saya takut jadi kayak anak ABG yang kebanyakan curhat. But whatever, this is my blog anyway. Bohong kalau selama beberapa bulan ini saya enggak punya cerita cinta untuk dibagi. Singkatnya hati saya sudah sepenuhnya sembuh dari yang sebelumnya. Benar-benar sembuh (walaupun butuh waktu kurang lebih 2 tahun, ya. terima kasih, Tuhan!) sampai saya sudah enggak bisa mengungkit-ungkit hal buruk lagi tentang yang lalu. Kalau boleh jujur, saya orang yang butuh pemicu untuk bisa sepenuhnya sembuh. Anggaplah dia pendamping saya untuk melepaskan yang lama. Seorang sahabat yang namanya enggak perlu saya sebut (karena sebenarnya saya takut dia malu. Ha-ha-ha.), selalu ada setiap saya butuh. Kami baru akrab sejak bulan September dan semakin dekat sejak nonton konser bareng. He's a great companion to me. Orang mungkin melihat kam

Life Updates Here and There

Setelah beberapa bulan absen menulis di blog ini (walaupun udah janji untuk kembali rajin menulis di sini), akhirnya saya memutuskan untuk menulis hari ini. Hi-hi-hi. Banyak banget yang mau saya ceritakan, dari kehidupan saya setelah lulus kuliah, percintaan, teman-teman baru, pekerjaan, hobi, dan selera musik yang gonta-ganti terus. Mulai dari mana ya? After college life Setelah lulus kuliah Januari 2013 dan di wisuda bulan Mei 2013 lalu, akhirnya saya bertemu dengan yang namanya 'berjuang hidup sesungguhnya'. Bukan berarti kemarin saya enggak berjuang sih, tapi untuk kali ini saya benar-benar harus bekerja untuk menghasilkan uang. Ngomong-ngomong soal bekerja, saya sekarang bekerja di salah satu majalan remaja tertua di Indonesia, yaitu majalah KaWanku (dan saya masih enggak tahu kenapa huruf 'W'-nya harus kapital). Saya jadi reporter di sini. Banyak orang yang nanya kenapa memilih untuk jadi reporter padahal kan saya lulusan Sastra Inggris. Biasanya....biasanya lu

Berdebu

*ambil kemoceng* *bersih-bersih debu di blog* Haaaah...sudah lama sekali enggak menulis di sini. Sampai merasa blog ini terbengkalai. Soalnya akhir-akhir ini saya lebih banyak menulis di nengaudrey.tumblr.com. Monggo kalau ada yang mau menengok blog saya yang satu itu. Lebih banyak kebodohan-kebodohan saya terekam dan tertulis di sana. Mungkin ke depannya saya akan sesekali menulis di sini lagi. Let's see.... *lanjut bersih-bersih*

Bullying

Kalian tahu yang namanya bullying ? Atau malah pernah merasakan bullying ? Bullying adalah tindakan dimana satu pihak menindas atau mengintimidasi pihak yang lain, oleh yang powerful terhadap yang powerless. Masa-masa bullying biasanya dialami ketika kita sekolah. Saya punya cerita sendiri tentang bullying ini. It was started in junior high school... Mungkin masa-masa SD atau sekolah dasar merupakan masa yang paling blur buat sata, tapi bukan berarti tidak menyenangkan. Saya menjalani sekolah dasar di sekolah katolik. Sadar gak sih kalau waktu SD kita sama sekali gak peduli dengan yang namanya senioritas? Kayaknya kenal dengan kata itu saja tidak. Dulu sih yang saya pedulikan hanya bagaimana caranya hari itu main-main seru bareng teman sekelas. Kalaupun ada konflik, paling masalah sepele dengan teman sekelas atau teman seangkatan tapi beda kelas atau teman satu jemputan. Sempit ya? Saya gak tau ini hanya terjadi sama saya saja atau kebanyakan orang merasakan hal yang sama. Saya, ata

Tulus..

Kenapa ya berkali-kali saya diingatkan lagi tentang 'ketulusan'? Mungkin selama ini saya masih dinilai kurang tulus. Beberapa waktu lalu saya sempat berbincang dengan salah satu dosen saya dan teman pustakawan saya lewat media sosial. Saya mengeluh, sampai ingin menangis karena merasakan berbagai tekanan. Sebenarnya bukan tekanan juga, tapi ketika kamu disarankan untuk melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahan besar dan bergengsi, sedangkan hati kamu tidak ingin, menurut saya itu sudah merupakan tekanan. Alasan gaji besar, jaminan kesehatan, dan besarnya fasilitas kantor, tidak membuat saya jadi tergiur. Untuk sekarang saya lebih ingin menggali keinginan saya. Saya ingin menulis. Saya ingin menari. Saya ingin apapun selain bekerja di perusahaan minyak atau penerbangan. Saya takut nanti saya hanya bekerja untuk uang, bukan memenuhi hasrat saya. Apa jadinya kalau saya bekerja, memiliki uang banyak, namun hati saya hampa? Mungkin terdengar naif, tapi untuk sekarang itulah keingi

Kepada Engkau Sang Penebus

Kepada Engkau Sang Penebus,  Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Hari ini tidak akan sebahagia ini kalau bukan karena Engkau mengijinkan semuanya terjadi. Hari ini aku kembali dari kampus dengan gelar sarjana. Terima kasih, Bapa. Aku lemah, namun Engkau menguatkan. Aku ragu, namun Engkau meyakinkan. Aku berkekurangan, namun Engkau mencukupkan semuanya. Terima kasih, Bapa.  Terima kasih seribu… 

Berpikir Ulang

Audrey : Mah, nanti kira-kira kalau aku punya anak, mamah bakal mau bantuin aku ngurus mereka ga? Mamah : Ha? Maksudnya ngurus? Audrey : Ya, kalau misalnya aku ada keperluan apa gitu, aku titipnya ke mamah.. Mamah : Ya boleh aja, asal kamu bawa baby-sitter aja. Jadi mamah bukan ngejagain anak kamu, tapi nemenin anak kamu main. Yang ngurus lain-lainnya tetep baby-sitter dia. Audrey : Oh gitu? Mamah : Iya lah. Mamah mah ya kak tugasnya sudah selesai ngurus kamu sama Joshua. Kalau harus ngurus anak kamu lagi, kapan mamah sama papah istirahatnya? Itu sekarang udah jadi tugas kamu buat jadi ibu. Nanti kalau kamu sama Joshua sudah berkeluarga, kerjaan mamah papah mah senang-senang, jalan-jalan ke luar negeri berdua .. Percakapan sederhana lainnya antara saya dengan Ibu Aigrim, mamah saya. Saya pernah berpikir, mudah kali ya untuk jadi ibu jaman sekarang. Kalau kamu punya anak, apalagi pengalaman anak pertama, kamu bisa bergantung sama orang tua kamu untuk mengurus si anak. Saya meliha

Sepucuk Surat Cinta untuk Bilqi

When peace like a river, attendeth my way, When sorrows like sea billows roll; Whatever my lot, Thou hast taught me to say, It is well, it is well, with my soul                                                                                    -Horatio Spafford Ketika mendengar begitu banyak berita tentang sakitmu, hati ini rasanya seperti dihantam beribu pukulan. Sakit. Lalu dalam sekejap begitu banyak ingatan tentang kamu muncul ke permukaan. Tapi satu yang paling menonjol di pikiran ini, yaitu pipi kamu, Bil. Ha ha, iya Bilqi, pipi kamu yang begitu tembam pasti yang jadi kenangan semua orang. Pipi yang sering menjadi target usil semua orang. Kamu orangnya baik, Bil, baik sekali. Senyum tidak pernah pergi dari wajah kamu, selalu mengembang tiada lelah. Kamu itu kesayangan semua teman kamu, Bilqi.  Malam ini, ketika hendak bersiap untuk tidur, berita itu akhirnya sampai juga. Kamu sudah berjalan jauh. Berjalan ke tempat dimana kami teman-temanmu sudah tidak dapat menggapa

Uh...SNAP!

Saya kemarin malam habis baca-baca bahan skripsi saya. Judulnya "Feminist Thought" karya Rosemarie Putnam Tong. Dari judulnya pasti ketebak kan bukunya tentang apa? Iya, tentang kajian feminisme yang nyerempet-nyerempet skripsi saya. Awalnya saya santai-santai saja membaca tulisan-tulisannya yang banyak membahas Freud tentang psikoanalisis maskulinitas dan femininitas. Tapi ketika sudah masuk pembahasan tentang Oedipus complex, saya merinding. Saya sudah pernah membaca sebelumnya tulisan Freud tentang seksualitas, tapi mungkin karena ini dijabarkan dalam bahasa Indonesia, jadi efeknya lebih "ngena". Di sana dijabarkan bagaimana proses terbentuknya maskulinitas pada anak laki-laki dan femininitas pada anak perempuan, dari mereka bayi sampai dewasa. Ada satu yang menyentil saya. Dikatakan cinta pertama seorang bayi itu adalah ibu mereka. Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin dewasa dan mengerti, si anak akan tahu kalau mereka tidak dapat memiliki ibuny