Skip to main content

jalan yang diulang.

pernah gak kamu merasa kalo kamu selalu jatuh di lubang yang sama berkali-kali? mencoba untuk membuka jalan baru, membangun cerita yang baru, tapi...akhirnya berakhir di lubang yang sama. Awalnya merasa ini mungkin cuma kerikil kecil aja untuk menghalangi jalan menuju tujuan utama, tapi kok lama-lama kerikil itu jadi batu kali yang besar yang sulit untuk dipindahkan ya?

Jadi ceritanya gini. Saya waktu itu curhat sama sahabat saya, mady, tentang masalah cinta (lagi). intinya saya sedang dalam masa main layangan (tarik-ulur) dan jadi jemuran (digantungin). lalu tiba-tiba si mady bilang, "drey, kenapa sih cerita cinta lo selalu kaya gini? kerjaannya digantungin..". Lalu saya terdiam sejenak dan cuma bisa bilang,"naaaaah..gue juga ga tau!!"
miris awalnya ketika denger komentar si sahabat kayak gitu, tapi ada benernya juga. kenapa ya saya bisa punya kisah yang sama, ujung yang sama, dan berkali-kali? memang harus gini ceritanya atau karena saya saja?

pernah gak terpikir kalo segala kejadian itu terjadi bukan hanya karena sudah jalan-Nya, tapi juga karena kita mengijinkan hal itu terjadi? saya sering. haaaah. kalo ngebahas ini gak akan ada habisnya. saya sih sadar kalo hal ini juga terjadi atas seijin saya. saya mengijinkan diri saya jatuh cinta, mengijinkan diri saya untuk bergantung pada seseorang, mengijinkan diri saya untuk dijadikan "layangan", mengijinkan seseorang untuk memperlakukan saya sepertijemuran. sedih ya? hahhaaaa. saya aja sering menertawakan kelakuan saya, jadi kamu boleh kok menertawakan saya. :D
kadang saya suka memohon sama Tuhan untuk ngasih saya moment yang bikin saya sadar akan kesalahan saya dan...sebenernya udah berkali-kali Tuhan ngasih "signal" itu tapi saya lagi-lagi bandel. saya anggap peringatan itu bukan pertandanya. contoh kasus adalah ketika saya merasa selalu dianggurin sama si seseorang ini. sebenarnya itu udah suatu tanda kalo dia emang gak terlalu menghargai keberadaan saya. tapi sekali lagi saya menganggap itu suatu hal yang lumrah, dengan mengatakan ke diri saya kalau mungkin saja dia sibuk, mungkin saja dia lelah, mungkin saja...mungkin saja.. dan seribu kata "mungkin saja" lainnya..
see? terlalu banyak excuse yang saya ijinkan terjadi. haduh, gabriella..gabriella.. pernah gak ini terjadi sama kamu? ceritanya sih saya cari temen. hahahaaa..

well, kalo untuk kondisi sekarang saya gak tau hati saya maunya gimana. saya masih takut kehilangan. saya masih nyaman. mungkin jatuh cinta. mungkin. tapi tidak tahu juga. labil, kayak anak sma. tapi kalo memang ini bukan jalan saya, saya sih cuma bisa berdoa, "Tuhan, tampar saja saya kalo emang perlu. Kasih peringatan paling pedas kalo emang jalan yang saya ambil dan jalanin ini salah."
kira-kira, kalian akan ambil jalan yang sama gak kaya saya? :)



*gabriella

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni...

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita ...