Skip to main content

#30DaysWritingChallenge: Orang Bilang Audrey Itu...


Hari kedua untuk memenuhi tantangan menulis dalam 30 hari!

Tema kali ini adalah "things that people said about you that you'll never forget". Disclaimer: tidak ada kepahitan di dalam tulisan ini. Semua pernyataan memang berdasarkan yang orang katakan tentang saya dan yang akan saya ingat seumur hidup.

Jadi, kalau menurut beberapa orang, Audrey itu...

...feminis galak dan sensian

Feminis? Iya. Feminis galak dan sensian? Belum tentu. Semua pasti ada sebabnya. Becandaan kamu seksis? Pernyataan kamu melecehkan salah satu gender? Kamu victim blaming? Ya, jangan heran.

Tapi sepertinya label ini yang selalu erat dengan feminisme, yaitu galak, suka marah-marah, dan sensian. Yang jadi pertanyaan, kenapa ketika perempuan mulai mengungkapkan pikirannya atau protes dengan keadaan, langsung dibilangnya pemarah dan sensian? Ketika perempuan memiliki pendapat, dibilangnya cerewet? Dan ketika perempuan memiliki keinginan untuk mandiri, sering juga dibilang egois. Kenapa? :)

...akan susah dapet pasangan

Mungkin karena sifat saya yang keras kepala dan galak, beberapa orang langsung mengubah profesi dirinya sebagai peramal masa depan saya. Banyak yang bilang kalau saya akan susah dapat pasangan, apalagi pasangan hidup.

Saya, sih, ketawa saja. Katanya saya picky dan jutek sama lelaki. Hmm, kebetulan kalau soal pasangan hidup...YA MASA NGGAK MILIH-MILIH, MALIH? Beli sayur aja milih-milih, apalagi pasangan hidup.

Buat saya memiliki pasangan bukanlah sebuah pencapaian dalam hidup, sehingga tidak perlu dibuat pusing. Punya pasangan bagus, tidak punya juga bagus. Kalau kata orang-orang, nanti saya bisa-bisa merasa kesepian di masa tua karena belum juga menikah, padahal usia hampir 30 tahun. Permisi, anda tidak punya keluarga dan teman dekat atau gimana? Makanya, bergaul seluas-luasnya, jadi pikirannya nggak sempit kayak legging di Thamrin City.

...jelek

I still remember this statement came out from a mouth of an asshole in my church. You know what? I don't give a fuck, honey.

Walau saya tidak peduli, saya masih ingat rasa sakitnya pas orang ini bilang kalau saya itu jelek. Kepercayaan diri saya sempat runtuh sedikit. Sedikit, karena saya nggak mengizinkan runtuh banyak-banyak. Ngapain juga, ya, kan?

Yang ada dipikiran saya setelahnya adalah buat apa mikirin omongan orang gila. Ha-ha. Lagi pula kalau buat saya dibilang jelek itu biasa. Dari SMP saya sering di-bully karena rambut saya keriting dan badan saya gemuk.

Jadi, ketika di umur yang sudah lebih matang masih ada orang mencoba merundung saya dengan kata-kata "lo itu jelek, nggak ada cantik-cantiknya", itu jadi kerugian dia saja karena mengotor-kotori mulutnya sendiri.

Dan seperti yang pernah saya ceritakan di sini, saya lebih baik dikatai 'jelek' daripada 'bodoh', cause I know I'm not. Tee-hee!

...sumber kenyamanan dan bisa diandalkan

Jika tiga penilaian orang tentang seorang Audrey di atas lebih ke arah negatif, semuanya bisa tersapu bersih, atau setidaknya terpinggirkan oleh satu pernyataan ini. Buat saya, ketika ada orang yang bisa merasa nyaman berasa di sekitar saya, padahal saya punya segudang kekurangan, itu adalah sebuah berkat.

Segala asumsi negatif dari orang lain tentang saya jadi tidak penting, ketika orang-orang yang buat saya matters merasa bahwa saya bisa diandalkan dan akan selalu ada buat mereka. Karena, ya, saya akan ada buat mereka kalau mereka butuh tempat cerita, tempat meminta pendapat, tempat berkeluh kesah. Padahal, sekali lagi, saya lebih banyak menasihati tanpa basa-basi, yang kadang kelihatannya tidak memikirkan perasaan mereka.

Jadi, ketika ada orang mengatakan hal yang negatif tentang saya, saya tidak peduli karena belum tentu juga yang bilang hal-hal tersebut adalah orang-orang yang penting dalam hidup saya. 

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni...

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita ...