Skip to main content

Ulang Tahun

Anak perempuan itu mematut dirinya di depan cermin. Ia memerhatikan pantulan tubuhnya di sana seakan memastikan penampilannya tetap baik-baik saja. Rambutnya yang panjang bergelombang terikat setengah dan ia mengikatnya dengan pita hijau transparan. Tubuhnya terbalut gaun berbahan batik dengan panjang setengah betis. Sejauh ini, inilah gaun yang menurutnya paling cantik yang pernah ia kenakan. Sekali lagi ia merapikan rambutnya dan menyelipkan sebagian ke belakang daun telinganya. Ia mengangguk kecil dan beranjak pergi.

Ia berdiri diam di depan pintu gereja itu. Cukup lama ia memandangi pintu gereja yang sudah terbuka sedikit, sehingga ia bisa melihat sedikit suasana di dalamnya. Ada rasa ragu dalam hatinya apakah ia harus melangkahkan kakinya masuk atau diam saja di tempatnya berdiri. Namun lamunannya buyar seketika ketika seorang teman menggandeng tangannya dan mengajaknya untuk masuk ke dalam. "Ayo, sudah mau di mulai," katanya.

Wajahnya tersenyum dan mengikuti langkah sang teman. Ia duduk di bangku kayu urutan ketiga dari depan di sisi sebelah kanan. Ia merapikan gaunnya sekali lagi, tidak ingin dia terlihat berantakan sedikit pun. Lonceng gereja akhirnya berdentang tiga kali tepat di pukul delapan pagi itu. Jantungnya berdegup kencang. Lalu pintu gereja terbuka lebar dan masuklah sepasang pengantin yang akan menikah sebentar lagi. Anak perempuan itu kembali tersenyum, namun bukan senyum ceria yang sering membuat matanya hilang.

Senyum kehilanganlah yang dibentuk oleh bibirnya. Kehilangan sosok kekasih yang sebentar lagi akan menjadi milik perempuan lain. Tapi pagi ini ia memiliki tugas penting. Ia harus bernyanyi untuk mengiringi kedua pengantin tersebut hingga akhir prosesi pernikahan. Ia harus bernyanyi untuk kekasihnya yang sebentar lagi menjadi milik perempuan lain.

Malam itu, dalam perjalanannya kembali ke rumah, sebuah pesan masuk. Sang kekasih. Ia membuka pesan itu tanpa pikir panjang. "Selamat ulang tahun," bunyi pesan itu. Malam itu sang perempuan bertambah umurnya satu tahun lagi. Selamat ulang tahun ke-duapuluh, hai perempuan. Mungkin ini bukan hadiahmu yang terindah. Telanlah kepahitan itu sekarang, walaupun aku tidak bisa menjamin kau tidak akan merasakan hal yang sama 6 tahun kemudian.

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni...

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita ...