Skip to main content

Sepucuk Surat Cinta untuk Bilqi



When peace like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou hast taught me to say,
It is well, it is well, with my soul

                                        
                                          -Horatio Spafford

Ketika mendengar begitu banyak berita tentang sakitmu, hati ini rasanya seperti dihantam beribu pukulan. Sakit. Lalu dalam sekejap begitu banyak ingatan tentang kamu muncul ke permukaan. Tapi satu yang paling menonjol di pikiran ini, yaitu pipi kamu, Bil. Ha ha, iya Bilqi, pipi kamu yang begitu tembam pasti yang jadi kenangan semua orang. Pipi yang sering menjadi target usil semua orang. Kamu orangnya baik, Bil, baik sekali. Senyum tidak pernah pergi dari wajah kamu, selalu mengembang tiada lelah. Kamu itu kesayangan semua teman kamu, Bilqi. 

Malam ini, ketika hendak bersiap untuk tidur, berita itu akhirnya sampai juga. Kamu sudah berjalan jauh. Berjalan ke tempat dimana kami teman-temanmu sudah tidak dapat menggapai kamu dengan tangan telanjang. Rasa sedih melanda, kaget, marah, semua campur aduk. Kami kehilangan kamu, Bilqi. Seorang yang kami yakini sebagai pejuang tangguh, yang tidak pernah menunjukkan kelemahannya. Kami sayang kamu, Bil, dan doa untukmu tidak mungkin terhenti dari mulut kami. 

Puji Tuhan, sakitmu sudah tidak terasa lagi kan, sayang? Kamu pasti sudah merasa jauh lebih enak sekarang. Selamat jalan, Bilqisti Qiyamul Haq. Kesayangan kami, sahabat kami, semoga senyum kamu tetap mengembang dan pipi kamu tetap menggemaskan. Kami mengasihi kamu, tetapi kamu adalah milik-Nya. :)

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Galatia 6:9)

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni...

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita ...