Skip to main content

Patah Hati Bukan Perkara Sederhana

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "Jika kamu merasa sedih, jangan dipendam saja. Tumpahkan apa yang kamu rasakan. Kamu bisa apa? Menulis? Tuliskan perasaanmu." Maka sekarang saya di sini akan menulis apa yang saya rasakan dan saya harap kamu tidak bosan.

Saya akui patah hati bukanlah perkara mudah. Tidak mudah menerima kenyataan bahwa kisah cinta berakhir tidak seperti yang kita bayangkan. Tidak mudah juga untuk tidak mengingat-ingat hal indah yang pernah terjadi di masa lalu. Menyibukkan diri mungkin bisa membuat kita lupa sejenak, tapi ketika kegiatan itu terhenti, semua kembali terkenang. Setidaknya itu berlaku buat saya.

Berlaku seakan semua baik-baik saja juga bukan merupakan solusi. Ada satu titik di mana kita lelah berpura-pura dan runtuhlah semua benteng semu yang telah kita buat selama ini. Bagaikan membangun menara dengan fondasi yang asal lalu disentuh sedikit, dia pun oleng dan jatuh. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa hati kita masih bobrok.

Lalu, percayakah kamu, kalau musik bisa membuat menaramu yang tadinya terlihat baik-baik saja, jadi runtuh seketika? Semudah itu sebuah lagu membawa kita ke masa di mana kita jatuh cinta dan menyadari kalau sekarang lagu itu justru jadi pembawa lara. Yang ingin kita lakukan adalah mematikan lagu tersebut tapi tidak sanggup karena...ternyata kita terlalu mencintai lagu tersebut.

Ada yang pernah bilang bahwa yang kita rindukan adalah kenangannya, bukan orangnya. Tapi bagaimana kalau yang kita rindukan adalah memang kehadiran orang tersebut di samping kita? Mungkin bukan sebagai kekasih, tapi cukup untuk mendampingi duduk sore sambil menikmati senja tanpa kata. Bisakah?

Bohong ketika kita bilang kalau kita baik-baik saja, karena sebenarnya tidak. Mungkin nanti akan baik-baik saja, tapi entah kapan.

Selamat hari Rabu.

Comments

Unknown said…
Ayaang, iyaaaa banget apa yang kamu tulis. Hahahahahaaa cup aaahh����

Popular posts from this blog

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita diser

Movie Review: Delicacy (2011)

  Sutradara: David Foenkinos, Stephane Foenkinos Pemain: Audrey Tatou, Francois Damiens Genre: Romantic-comedy Udah sebulan terakhir ini pengin banget nonton film Perancis. Tapi karena enggak tahu film yang bagus apa, jadinya tertunda terus. Sampai tadi malam ketika lagi Saturdate sama temen kantor saya, Nana, kami memutuskan untuk pergi ke festival Europe on Screen 2014. Setelah memilih-milih film yang kira-kira bagus, akhirnya kami pilih film Delicacy yang diputar di Goethe Institute, Menteng. Awalnya milih film ini karena yang main Audrey Tatou dan lokasinya enggak jauh. Pas dibilang film ini ber- genre romantis, saya dan Nana agak takut jatuh bosan karena lagi malas nonton yang menye-menye bikin mewek. Tapi ternyata kami salah. Film ini....menyenangkan. Saya rasa semua orang yang juga menonton film ini akan setuju. Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Nathalie yang baru saja menikah dengan kekasihnya dan lagi bahagia-bahagianya. Tapi terjadi musibah,  s