Jatuh adalah ketika orang banyak mengharapkan kehebatanmu dalam segala hal, namun yang kamu sadari adalah kemampuanmu terbatas dan kamu belum piawai dalam mengerjakan segala hal. Kamu bisa sebenarnya, hanya belum berkeinginan untuk menjadi hebat. Orang-orang menganggap kamu manusia super dan selalu menunggu-nunggu sepak terjangmu, namun nyatanya kamu hanya ingin berleha-leha dulu sejenak di dalam kamar sambil menikmati kopi panas dengan selembar roti berselai stroberi.
Jatuh adalah kamu belum bisa melepaskan ikatan masa lalu, teringat, ingin kembali, namun apa daya masa lalu telah terkunci di kotak kaca setebal 1 meter, tak dapat ditembus tak dapat dibuka. BANGUN! Jangan mau terlena, jangan mau tenggelam. Itu! Ada pelampung! Manfaatkan, jangan mau terbawa arus. Jangan mau tenggelam.
Jatuh pasti sakit. Jatuh pasti menangis, meski ditahan atau disimpan dalam hati. Jatuh pasti kecewa, pada orang lain, pada orang banyak, pada keadaan, pada waktu, pada diri sendiri. Jatuh pasti khawatir, bisakah saya bangun lagi? Jatuh pasti bingung, apakah kaki saya sudah cukup kuat untuk berdiri lagi? Jatuh pasti berharap, bisakah saya tidak terjatuh lagi di lain hari?
Pada saat jatuh yang kita harapkan adalah orang-orang berhenti untuk menganggap bahwa kita hebat. Pada saat jatuh yang kita harapkan adalah bisa melepaskan diri dari ikatan kencang, gunting saja. Pada saat jatuh yang kita inginkan adalah tepukan di pundak dan ada yang berkata, "Kamu memang belum hebat dan ikatannya memang kencang sekali. Ini berat, tapi kamu bisa melewatinya. Kamu tidak sendiri, mari berjalan bersama. Saya juga sedang berusaha sama seperti kamu."
*gabriella
Jatuh adalah kamu belum bisa melepaskan ikatan masa lalu, teringat, ingin kembali, namun apa daya masa lalu telah terkunci di kotak kaca setebal 1 meter, tak dapat ditembus tak dapat dibuka. BANGUN! Jangan mau terlena, jangan mau tenggelam. Itu! Ada pelampung! Manfaatkan, jangan mau terbawa arus. Jangan mau tenggelam.
Jatuh pasti sakit. Jatuh pasti menangis, meski ditahan atau disimpan dalam hati. Jatuh pasti kecewa, pada orang lain, pada orang banyak, pada keadaan, pada waktu, pada diri sendiri. Jatuh pasti khawatir, bisakah saya bangun lagi? Jatuh pasti bingung, apakah kaki saya sudah cukup kuat untuk berdiri lagi? Jatuh pasti berharap, bisakah saya tidak terjatuh lagi di lain hari?
Pada saat jatuh yang kita harapkan adalah orang-orang berhenti untuk menganggap bahwa kita hebat. Pada saat jatuh yang kita harapkan adalah bisa melepaskan diri dari ikatan kencang, gunting saja. Pada saat jatuh yang kita inginkan adalah tepukan di pundak dan ada yang berkata, "Kamu memang belum hebat dan ikatannya memang kencang sekali. Ini berat, tapi kamu bisa melewatinya. Kamu tidak sendiri, mari berjalan bersama. Saya juga sedang berusaha sama seperti kamu."
*gabriella
Comments