Skip to main content

Kenapa sekolah lagi, sih?

Ketika pertama kali saya bikin blog ini, tujuannya cuma satu yaitu punya online diary. Saya punya buku diary juga, tapi karena waktu itu lagi nge-trend bikin blog, saya akhirnya bikin juga. Enggak tahu kenapa, saya ini orangnya gampang banget terpengaruh sama orang lain, sejak kecil. Saya ingat ibu saya pernah bilang kalau dia lebih suka dengan teman-teman saya waktu SMA daripada waktu SMP. Ketika saya tanya alasannya, dia bilang kalau teman-teman saya di SMA sangat membantu saya punya prestasi akademis yang baik. Namun kalau diingat lagi, prestasi akademis saya selalu pas-pasan, dari SD sampai waktu SMA. Tapi satu yang saya ingat, kalau saya menikmati banget kegiatan belajar. Going to school gave me happiness. Nilai ujian saya jarang di atas 7, kecuali untuk bahasa Inggris dan agama. Saya masuk jurusan IPA, tapi nilai Kimia, Fisika, Biologi, dan Matematika saya selalu, ya....begitu. Beruntung banget punya sahabat-sahabat yang bisa dibilang ambisius dalam belajar. Jadi ketika saya sudah mulai capek dan mau menyerah, mereka selalu ada buat menyemangati saya.

Oh iya, beberapa hari yang lalu saya ketemu dengan sahabat masa kecil saya, yang dulu juga tetangga sebelah rumah, di tempat saya nge-gym. Kaget banget rasanya bisa ketemu lagi karena kami sudah lama banget enggak ketemu. Mungkin sejak 2008 kali ya? Walaupun cuma ketemu sebentar (karena kelas RPM-nya udah mau mulai), tapi kami sempat ngobrol. Hal pertama yang ia tanyakan adalah, "lo sekarang di mana sih? kerja di mana?" Saya mengulum senyum sejenak dan menjawab, "kan gue baru aja resign Januari lalu. Gue mau lanjut sekolah lagi, Cole..." Saat itu dia cuma menatap saya kaget dan sedikit tertawa, "sekolah lagi? lo tuh kenapa sekolah melulu, sih? Udah tua, dreeeey...Demen banget deh sekolah, gue heran!"

Setelah selesai olahraga, saya lalu berpikir di jalan pulang. Kenapa ya saya sampai suka banget sama yang namanya sekolah? Untuk sebagian orang sekolah itu paling mentok di S1 aja, enggak perlu tinggi-tinggi, apalagi buat seorang perempuan. Saya sih cuma bisa tersenyum kalau ada yang ngomong seperti itu ke saya. Tapi kalau dilihat lagi ke belakang, sebagian besar waktu saya dulu dihabiskan untuk belajar. Contohnya waktu saya masih SD, saya ingat sepulang sekolah saya harus les matematika dan bahasa Inggris. Hal tersebut dimulai dari kelas 3 SD dan berlangsung sampai kelas 1 SMA. Lelah? Iya, lelah, tapi saya senang. Ada sih masa-masa bosan dan jenuh dengan hal-hal tersebut, tapi ujung-ujungnya saya balik lagi buat mengerjakan. Sampai kata sahabat saya tadi, "dulu ya, kalau gue mau ngajak lo main sore-sore, lo pasti enggak ada. pasti dibilangnya 'Audrey-nya lagi les...' Hahaha." And it's true. Kalau hari biasa saya jarang di rumah karena les. Tapi apakah saya jadi pintar? Kayaknya enggak juga, nilai saya biasa-biasa aja sampai lulus SMA.

Di kuliah pun begitu. Saat lulus IPK saya memang 3 koma, tapi entah kenapa saya enggak puas karena teman-teman saya banyak yang di atas itu. Tulisan saya jelek banget waktu kuliah. Bahkan kata salah satu dosen saya tulisan saya macam tulisan anak SMA yang lagi curhat dan dijadikan novel teen-lit kekinian.  Lalu kalau saya enggak terlalu pintar, buat apa saya sekolah lagi dan berniat mengambil S2? I don't know. Maybe I just like the idea of studying. Maybe I just love knowledge. Entah pendidikan itu berguna buat karir saya atau enggak, saya belum tahu. Tapi yang pasti, saya sudah janji sama diri sendiri kalau saya harus sekolah lagi.

Cheers!

Comments

Anonymous said…
Mau ambil jurusan apa?

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni...

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita ...