Saya kembali belajar tentang hal yang sebenarnya tidak terlalu baru namun hari ini saya diingatkan untuk kesekian kalinya bahwa hal tersebut itu penting. Masalah hari ini adalah tentang ketulusan. Sering kali atau bahkan dari kecil saya sudah diajarkan untuk berlaku tulus di dalam hidup. Saya sempat bingung apa sebenarnya berlaku tulus itu. Apakah sekedar melakukan sesuatu yang kita inginkan? Kalau begitu banyak sekali hal yang saya lakukan dari dulu tanpa ketulusan. Namun hari ini saya merasa ditegur kembali oleh kenyataan bahwa apapun yang kamu lakukan HARUS BERDASARKAN KETULUSAN.
Sore ini ada salah satu teman saya yang mengeluh tentang usulan penelitiannya yang ternyata memiliki ide yang sama dengan temannya yang lain. Ia merasa kesal karena ia merasa idenya telah dicuri. Lalu masalah itu akhirnya terdengar juga oleh salah satu dosen saya yang kebetulan ada di ruangan yang sama. Setelah mendengar pokok permasalahannya, ada pendapat yang menarik yang beliau kemukakan. Dosen saya bilang, ketulusan mereka dalam mengerjakan skripsi itu berbeda. Yang satu memiliki ide itu karena ia merasa penting untung membahasnya, tapi yang satu memiliki ide tersebut karena berpikir itu adalah syarat untuk lulus.
Terus beliau memberi contoh lainnya. Misalkan kita lapar dan untuk itu kita makan mie ayam. Lalu ada orang lain yang bilang, "Kok makan mie ayam? Kenapa gak makan nasi?". Bukannya kalau kita makan nasi, nanti kita makannya tidak akan setulus waktu kita makan mie ayam? Jadi alasan mengapa kita makan mie ayam, ya karena kita ingin makan mie ayam, tanpa tujuan tertentu. Sama halnya apabila kita memberi hadiah untuk seseorang, bukan agar orang tersebut senang atau membalas hadiah kita, tapi ya karena ingin memberi hadiah saja. Terdengar mudah dan sederhana, tapi masih sering gagal dalam hal ketulusan.
Jadi, yang saya dapatkan pada hari ini adalah untuk berlaku tulus, kita cukup melakukan apa yang kita inginkan, tanpa mendambakan balasan apa pun. Sulit, karena balasan itu terdengar indah. Tapi mau bagaimana juga balasan belum tentu selalu datang, kan? Jadi memang sebaiknya tidak mengharapkan apa-apa, ya kan?
p.s. semoga saya bisa mengerjakan skripsi saya dengan tulus ya, teman-teman. sepertinya itu menjadi dasar yang penting untuk menuntaskannya...
Sore ini ada salah satu teman saya yang mengeluh tentang usulan penelitiannya yang ternyata memiliki ide yang sama dengan temannya yang lain. Ia merasa kesal karena ia merasa idenya telah dicuri. Lalu masalah itu akhirnya terdengar juga oleh salah satu dosen saya yang kebetulan ada di ruangan yang sama. Setelah mendengar pokok permasalahannya, ada pendapat yang menarik yang beliau kemukakan. Dosen saya bilang, ketulusan mereka dalam mengerjakan skripsi itu berbeda. Yang satu memiliki ide itu karena ia merasa penting untung membahasnya, tapi yang satu memiliki ide tersebut karena berpikir itu adalah syarat untuk lulus.
Terus beliau memberi contoh lainnya. Misalkan kita lapar dan untuk itu kita makan mie ayam. Lalu ada orang lain yang bilang, "Kok makan mie ayam? Kenapa gak makan nasi?". Bukannya kalau kita makan nasi, nanti kita makannya tidak akan setulus waktu kita makan mie ayam? Jadi alasan mengapa kita makan mie ayam, ya karena kita ingin makan mie ayam, tanpa tujuan tertentu. Sama halnya apabila kita memberi hadiah untuk seseorang, bukan agar orang tersebut senang atau membalas hadiah kita, tapi ya karena ingin memberi hadiah saja. Terdengar mudah dan sederhana, tapi masih sering gagal dalam hal ketulusan.
Jadi, yang saya dapatkan pada hari ini adalah untuk berlaku tulus, kita cukup melakukan apa yang kita inginkan, tanpa mendambakan balasan apa pun. Sulit, karena balasan itu terdengar indah. Tapi mau bagaimana juga balasan belum tentu selalu datang, kan? Jadi memang sebaiknya tidak mengharapkan apa-apa, ya kan?
p.s. semoga saya bisa mengerjakan skripsi saya dengan tulus ya, teman-teman. sepertinya itu menjadi dasar yang penting untuk menuntaskannya...
Comments