manusia, ketika sudah mulai putus asa, ia kadang menangis. ia juga bisa mengeluh. ia bisa melarikan diri dari tanggung jawab. ia seringkali mengutuk. ia terkadang merasa ingin mati.
manusia, ketika merasa tertekan, ia menyalahkan banyak pihak. menyalahkan tanggung jawab yang diberikan, menyalahkan si pemberi tanggung jawab, menyalahkan waktu yang terbatas, menyalahkan diri sendiri.
manusia, ketika dirinya sudah merasa sesak, ia mulai mencari-cari hal lain yang membuatnya merasa lega. ia mulai mencari bahan pelarian. ia mulai mencari sesuatu yang baru.
kadang manusia ketika sudah mulai putus asa, tertekan, dan merasa sesak, ia tidak sadar bahwa dirinya itu hebat. kehebatan yang ia miliki dilupakan, tersembunyi sejenak di balik segala ketakutan yang sebenarnya kalah kuat dengan dirinya sendiri. ketika si kehebatan dibiarkan tersembunyi terlalu lama, si kehebatan itu lambat laun menciut dan hilang. kehebatan digantikan oleh rasa takut tanpa alasan. takut salah, takut berbuat, takut berbuat salah. akibatnya, jadi tidak berbuat apa-apa untuk menghempas jauh rasa putus asa, tertekan, juga rasa sesak.
menyerah, kadang menjadi pilihan tercepat. buat apa usaha lagi? kata si putus asa. aku sudah tak sanggup lagi! kata si rasa sesak. beban ini terlalu berat...kata si tertekan. berbagai macam alasan dikeluarkan untuk terus jalan di tempat atau malah lari menjauh ke belakang. haaah.
tetapi ada juga yang disebut dengan berserah. berserah bertolak belakang dengan menyerah. ketika menyerah, manusia berhenti melakukan usaha dan masa bodoh dengan hasilnya. namun ketika manusia berserah, ia akan melakukan usaha sampai titik maksimal dan pada akhirnya menyerahkan usahanya dengan penuh harapan dan keyakinan apa pun hasilnya itulah yang terbaik. terdengar beda tipis, namun bertolak belakang.
kalau kamu, yang mana? :)
"Tidak ada yang mustahil apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Kasih hasil yang terbaik seturut dengan kemampuan. Tuhan berkati." -audrey gabriella
Comments