Skip to main content

i felt like a winner for a while.

gak tau kenapa gue merasa seperti menjadi pemenang sesaat hari minggu kemarin. mungkin ada dua alasan mengapa gue merasa seperti itu.

satu.
i finnaly met his fiance wannabe (HFW). yup. jauh jauh dateng dari kota jogja untuk liburan mungkin. trus di bawalah si HFW ini ke maleo. gue gak tau kan kalo pagi itu si lelaki ada atau engga. jadi gue dengan cueknya menjalankan tugas gue sebagai fotografer maleo dadakan pagi itu. eh,,, pas gue nengok ke barisan kanan, UWOOOOWW! ada aja loh dianyaa!! trus, gue gak sengaja menemukan sesosok perempuan di antara si lelaki dan mamanya. and there she is, the HFW is just in front of my eyes. damn, i felt shock for a while. my heart just liked pop out or sumtin'. dan yang membuat gue merasa menang adalah, sahabat" gue bilang kalo gue jauh lebih "baik" dari pada si HFW inii secara fisik. . yipsss!!!!! *bolehlah agak menyombongkan diri. hhe.*

dua.
gue merasa baik baik aja, gak terpuruk atau mellow saat gue melihat mereka bersama. itu yang membuat merasa menang lagi. gue merasa kuat untuk menghadapi keadaan ini. huh, so girl power. gak gampang melihat cowok yang kita sayang ada di sebelah orang lain. tapi, dengan sikap gue kali ini, gue merasa tingkat kedewasaan gue meningkat. kenapa? karena dulu kalau gue menghadapi keadaan kayak gini, gue pasti ngadu ke mady, nangis nangis, termehek mehek. tapi kali ini, sori ajaaa, gak ada tetesan air mata. buehehehee. *lebay*

ohya, untuk informasi sejenak, malam sebelumnya gue sebenernya agak memohon sama Tuhan supaya, untuk sekaliiiii aja dalam hidup ini gue pengen ngeliat si HFW. dan terkabul aja loh bo besok paginya!!!!!!!!! ajaib. *ketika ku percaya, mujizat itu nyata. hhuhu*

*gabriella

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

Belajar Mengucap Syukur Lebih Lagi

Selamat tahun baru! Woooh, tahun 2020 ini diawali dengan hal yang mencengangkan banyak orang sepertinya. Banjir yang merata hampir di semua wilayah Jabodetabek (termasuk rumahku di Bintaro tercinta) bikin banyak orang mikir, YA KOK BISA? Bahkan wilayah yang puluhan tahun enggak pernah banjir pun tidak luput merasakan rumahnya tergenang. Walau saya orangnya tidak sepositif ibu saya, beliau kerap berucap, "Puji Tuhan awal tahun dikasih icip hujan berkat sebanyak ini. Tetap ucap syukur." Kadang ketaatan beliau bikin saya geleng-geleng kepala dan nggak habis pikir.  Rumah kemasukan air sampe tergenang dan barang banyak yang terendam, masih bisa ucap syukur. Dulu disakitin sama keluarga sendiri, masih aja ucap syukur. Diizinkan merasakan sakit apa pun itu, tetap ucap syukur. Bahkan kadang saya suka ngedumel dalam hati, ini orang lama-lama bisa masuk golongan toxic-positivity peeps.  Tapi sebelum saya makin terjerumus dalam lembah pergunjing...

Mengenai Zona Nyaman

Ini namanya Mas Oren. Dia lagi tidur bareng boneka beruang kesayangan. Sebel. Sok imut. Terkadang melepaskan hal yang sudah lama menjadi suatu kebiasaan itu tidak mudah. Tidak mudah mengganti menu makanan menjadi serba plant based kalau selama hidup terbiasa makan protein hewani. Tidak mudah membiasakan diri untuk minum air mineral minimal 2 liter sehari kalau selama ini lebih suka mengonsumsi minuman berasa. Tapi walau tidak mudah, bukan berarti tidak bisa. Ada seorang kenalan yang sempat menasihati saya, kalau zona nyaman itu merupakan zona paling berbahaya. Kok bisa? Kan, enak bisa ada di zona yang familiar, yang membuat kita merasa di rumah. Iya, memang enak, namun kadang sangking enaknya, kita lupa kalau masih banyak hal yang belum kita coba, yang bisa membuat kita berkembang.  Keluar dari zona nyaman awalnya akan membuat kita merasa aneh, setidaknya itu yang saya rasakan. Dan karena bukan sesuatu yang mudah, pastinya kita dituntut untuk mengeluarkan effort leb...