Skip to main content

unpredictable

"Dhie, lo tahan nafas ya. Jangan kaget."
"Kenapa, Thi?"
"Dhie, tadi gue dapet kabar dari zharfan, katanya.. barusan bokapnya Juddy meninggal."
"Yang bener, Thi? Sumpah gue gak tau mau ngomong apaan. Kapan, Thi?"
"Barusan aja. Mereka sekeluarga sih masih di RSIB. Kita ke rumahnya yuk, Dhie."
"Ayo. Gue ijin mama dulu ya, Thi. Terus nanti gue langsung ke rumah lo."
"Yaudah, gue juga mau bilang sama santi dan yang lain dulu. Gue tunggu ya, Dhie."

gue langsung ijin mama papa, telfon pak tian minta jemput, mandi, trus berangkat! nyampe rumah thiya nunggu santi sama nadhia dulu. nadhia langsung cabut dari kost-annya naik taxi. sekitar satu jam-an, kita langsung ke rumah judd. baru ada deandra yutha sama selli. gue langsung ketemu judd, peluk, kasih support. dia kuat sekali, sudah tidak menangis. katanya udah puas tadi. hebat.abis itu gue samperin mamanya, langsung gue peluk. gue salut sama juddy dan keluarga, mereka kuat sekali menghadapi keadaan ini.

jadi papanya judd itu meninggal tanggal 24 juni 2008, jam 12.30. dan dikubur hari ini jam 10.00 pagi tadi. gue gak bisa ikut tapinya, karena nyokap gue baru pulang dari pelayanannya di nusakambangan dan ambarawa.
 Judd juga cuma minta doanya aja.

ya, biarlah kita sama sama berdoa supaya om totok diterima di sisi Tuhan YME. selamat jalan ya, om. Tuhan Yesus beserta om. buat keluarga yang ditinggalkan supaya diberi ketabahan dan kekuatan. dan khususnya buat judd sahabatku tersayang, kamu yang kuat ya. inget, aku selaluu ada buat kamuu. luv you.

*gabriella

Comments

Popular posts from this blog

Kamu Kan Perempuan, Seharusnya Kamu....

Pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat seperti itu di depanmu? Saya, sih, sering. Mulai dikomentari dari segi penampilan dan keahlian, tapi juga dari pilihan musik dan masih banyak lagi. Banyak perempuan di luar sana yang mengeluh merasa didikte oleh laki-laki dengan kalimat ini, tapi entah mengapa saya merasa kalimat ini dilontarkan lebih banyak oleh sesama perempuan. Hal ini menjadi miris buat saya. Bukannya saling memberi dukungan, terkadang sesama perempuan justru saling menghakimi. Penghakiman itu biasanya dimulai dengan kalimat, "Kamu kan perempuan, seharusnya kamu..." 1. "...berpakaian rapi." Saya termasuk perempuan yang suka berpenampilan rapi, tapi kadang juga suka mengikuti mood. Jadi ketika saya ingin tampil rapi, saya bisa saja mengenakan rok span, blouse, serta clog shoes ke kantor. Namun kalau sedang ingin tampil kasual dan malas tampil rapi, saya biasanya memakai kaos, jeans, dan sneakers . Suatu hari saya pernah berpenampil...

my taurus-mate, Mellysa Anastasya Legi.

Saya gak tau gimana ceritanya kami berdua bisa begitu mirip secara kelakuan dan cara berpikirnya. Saya gak ngerti kenapa teman saya ini walau cantik luar biasa tapi kelakuannya sama aja cacatnya sama saya. Saya gak ngerti. Tapi yang saya ngerti, kami sama-sama MUREEEEE... :D

Belajar Mengucap Syukur Lebih Lagi

Selamat tahun baru! Woooh, tahun 2020 ini diawali dengan hal yang mencengangkan banyak orang sepertinya. Banjir yang merata hampir di semua wilayah Jabodetabek (termasuk rumahku di Bintaro tercinta) bikin banyak orang mikir, YA KOK BISA? Bahkan wilayah yang puluhan tahun enggak pernah banjir pun tidak luput merasakan rumahnya tergenang. Walau saya orangnya tidak sepositif ibu saya, beliau kerap berucap, "Puji Tuhan awal tahun dikasih icip hujan berkat sebanyak ini. Tetap ucap syukur." Kadang ketaatan beliau bikin saya geleng-geleng kepala dan nggak habis pikir.  Rumah kemasukan air sampe tergenang dan barang banyak yang terendam, masih bisa ucap syukur. Dulu disakitin sama keluarga sendiri, masih aja ucap syukur. Diizinkan merasakan sakit apa pun itu, tetap ucap syukur. Bahkan kadang saya suka ngedumel dalam hati, ini orang lama-lama bisa masuk golongan toxic-positivity peeps.  Tapi sebelum saya makin terjerumus dalam lembah pergunjing...