Hari keenam dalam memenuhi tantangan menulis dalam 30 hari.
Kali ini temanya agak narsis dan agak geli sendiri mau nulisnya. Tapi ya sudah, mari kita kemon. Memenangkan hati seseorang itu memang susah-susah-gampang, sih. Apalagi kalau orangnya banyak mau kayak saya. Tapi sebenarnya saya mah orangnya mudah bahagia dan mudah naksir pula. (EH!)
Pada dasarnya saya selalu jatuh cinta dengan orang yang cerdas dan pengetahuannya luas. Kayaknya bisa diajak ngobrol apa saja sampai mata terlelap. Atau, biasanya mudah luluh dengan orang yang mellow, bisa diajak berkhayal atau diajak mempertanyakan sesuatu yang mungkin tidak penting bagi orang banyak, tapi kalau dibahas bisa panjang. Misal: Kenapa Indomie abang-abang warung lebih enak daripada buatan sendiri?
Nah, selain itu, ada sih 5 hal lain yang bikin saya luluh. Monggo dibaca kalau merasa ini penting untuk diketahuin. :")
Saya sih langsung malas kalau bercandaanya dimulai dengan "cewek tuh..." atau "cowok tuh...". Mau tahu contoh real bercandaan yang paling malesin? Pernah ada yang sok kasih petuah dengan nada bercanda sepert ini: "Hidup tuh kayak diperkosa, sakit tapi kalau dibawa nikmat yang bisa enak juga."
TAHIK.
Gua mau tanya sekarang, ADA NGGAK KORBAN PEMERKOSAAN YANG MENIKMATI PROSES KETIKA DIA DIPERKOSA? Banyak hal yang bisa dijadikan bahan candaan, kenapa harus seksis?
Contoh lain tentang passionate person salah satunya itu mantan saya yang suka banget menulis, baik puisi, sajak, maupun cerita pendek. Dari cara ia menyambungkan kata per kata, kita bisa lihat kalau ia melakukannya dengan tulus dan tanpa paksaan. Buat saya, itu penting.
Lalu kenapa ciri-ciri orang yang seperti ini bisa bikin saya luluh? Buat saya, pekerjaan atau hobi itu butuh komitmen, layaknya hubungan. Jadi ketika seseorang memiliki passion dalam hal yang digelutinya, ini bisa tercermin juga dari caranya memperlakukan sebuah hubungan. Setidaknya saya jadi bisa yakin kalau orang-orang ini tidak hanya sekadar iseng dalam menjalani sebuah hubungan.
Bahkan hobi "sereceh" apa pun kayak nonton di bioskop, tetap butuh sebuah komitmen dan pengorbanan, yaitu uang dan waktu.
1. Bercandaannya nyambung
Buat saya, bercandaan yang nyambung itu sama pentingnya dengan obrolan yang nyambung. Sejauh ini memang jokes yang biasanya nyambung itu ya yang receh dan... agak sarkas. Mehehe. Tapi, yang pasti ditolak mentah adalah jokes yang seksis. Banyak yang bilang saya orangnya ngegas dan nggak santai, susah diajak bercanda. Ya, memang.Saya sih langsung malas kalau bercandaanya dimulai dengan "cewek tuh..." atau "cowok tuh...". Mau tahu contoh real bercandaan yang paling malesin? Pernah ada yang sok kasih petuah dengan nada bercanda sepert ini: "Hidup tuh kayak diperkosa, sakit tapi kalau dibawa nikmat yang bisa enak juga."
TAHIK.
Gua mau tanya sekarang, ADA NGGAK KORBAN PEMERKOSAAN YANG MENIKMATI PROSES KETIKA DIA DIPERKOSA? Banyak hal yang bisa dijadikan bahan candaan, kenapa harus seksis?
2. A passionate person
Suka sekali melihat orang yang memang passionate dalam bidang yang sedang digelutinya. Hal ini bisa berlaku dalam hal pekerjaan maupun hobi. Saya punya teman yang sangat bersemangat kalau ngomongin soal musik dan memiliki beberapa project musik. Sampai akhirnya kali ini dia sudah memiliki band sendiri. Yes, I'm talking about you, weirdo. Ketika dia bercerita tentang semua project musiknya, walau saya belum tentu mengerti ini jadinya akan seperti apa, saya jadi ikutan semangat.Contoh lain tentang passionate person salah satunya itu mantan saya yang suka banget menulis, baik puisi, sajak, maupun cerita pendek. Dari cara ia menyambungkan kata per kata, kita bisa lihat kalau ia melakukannya dengan tulus dan tanpa paksaan. Buat saya, itu penting.
Lalu kenapa ciri-ciri orang yang seperti ini bisa bikin saya luluh? Buat saya, pekerjaan atau hobi itu butuh komitmen, layaknya hubungan. Jadi ketika seseorang memiliki passion dalam hal yang digelutinya, ini bisa tercermin juga dari caranya memperlakukan sebuah hubungan. Setidaknya saya jadi bisa yakin kalau orang-orang ini tidak hanya sekadar iseng dalam menjalani sebuah hubungan.
Bahkan hobi "sereceh" apa pun kayak nonton di bioskop, tetap butuh sebuah komitmen dan pengorbanan, yaitu uang dan waktu.
3. Referensi musiknya bisa berterima di telinga saya
Layaknya bercandaan, musik juga jadi hal yang penting sih buat saya. Makanya seringnya saya susah paham kalau ada orang yang bilang dia nggak suka dengerin musik. How come? Tapi ya balik lagi, passion orang kan beda-beda, ya. Mungkin dia sukanya nonton film atau lebih suka mendengarkan podcast.
Selera musik tidak harus sama. Justru kalau beda malah bisa memperluas genre musik yang akan saya dengar. Dulu musik saya seputar pop diva semacam Whitney Houston, Mariah Carrey, atau Celine Dion (yes, I'm that old for music references). Bahkan saya juga suka yang lebih jadul seperti Frank Sinatra, Toto, atau Madonna. Tapi berkat selera musik orang-orang yang asyik walau belum pernah dengar sebelumnya, saya jadi nyambung pas dengerin Artic Monkeys, Phoenix, The Police, Radiohead, She & Him, The Birds and The Bees, dan masih banyak lagi.
Intinya, kalau orang tersebut selera musiknya berterima di kuping saya, pasti saya lebih gampang luluh. Hi-hi.
4. Tubuhnya wangi
Seperti di tulisan sebelumnya, bau tubuh seseorang itu penting buat saya. Saya bukan termasuk orang yang mementingkan tampilan fisik, tapi kalau soal bau tubuh, tak bisa main-main, sih.
Tidak harus memiliki bau tubuh bersimbah parfum mahal, tapi sekadar tidak bau apek atau bau ketek sudah cukup. Bau khas laundry-an saja sudah punya ketertarikan sendiri buat saya. Kenapa bau tubuh ini penting? Karena ini bisa jadi indikator seberapa peduli dia dengan kebersihan tubuhnya, yang juga akan menyangkut ke kebersihan yang lain-lain. Bau seseorang menjadi penting juga karena saya mudah mengingat memori saya dengan orang itu kalau dia punya bau tubuh yang khas.
5. Makannya enggak picky
As a true Taurus, food is my number one obsession, other than sex or romance of course. Jadi kalau dekat dengan orang yang makannya picky, buat saya jadi nyebelin. Makan ini gak suka, itu gak suka, diajak ke sini nggak mau, ke situ apalagi. Woelah, nyari makan kek nyari jodoh, monmaap.
Saya suka makan, hampir makan apa saja. Saya cuma enggak bisa makan petai, jengkol, dan buah nangka. Kenapa? Sama-sama memiliki bau yang tidak sedap. See? Soal bau lagi, kan? Selain itu, rasanya saya bisa makan apa saja.
Sehingga, kalau punya gebetan yang sama-sama doyan explore makanan, hati ini pastinya mudah terkapar, kempat-kempot darah terpompa keras. Drama. Apalagi kalau sering bawain makanan enak. Wadoooh, jatuh cinta aku, mas! ❤
Udah lah, ya, segitu saja. Kalau diterusin, bisa nggak kelar-kelar. Selamat Hari KHe-he-he.
Comments