Skip to main content

Jakarta itu Keras

Selain penis, ternyata ada juga yang bisa keras, yaitu Jakarta. Kalau ada yang bilang “Ah, itu bisa-bisaan orang yang tinggal di Ibu Kota aja. Enggak sekeras itu, kok,” tandanya dia enggak pernah tinggal lebih dari setahun di Jakarta.
Dua hari yang lalu, seperti biasa saya menikmati saat-saat morning walk dari stasiun menuju kantor. Biasanya jalan pagi ini aman dan tentram (walaupun matahari dan asap knalpotnya enggak santai), tapi kali ini ada yang berbeda. Ketika melewati jembatan Tosari, saya melihat kejadian pencopetan dengan mata kepala saya sendiri. Saya yang sebelumnya enggak pernah lihat kejadian orang dicopet secara langsung jadi agak bengong. Prosesnya cepat banget dan modusnya kebaca. Ada 4 bapak-bapak (yang sepertinya umur 50an dan sudah beranak istri), yang satu akting menjatuhkan barang dan yang satu lagi bertugas mengambil dompet di saku belakang si korban. Yang dua lagi sepertinya bertugas mengalihkan perhatian orang-orang. Rasanya ingin berteriak “copeeeet!” tapi saya takut diikuti dan jadi korban selanjutnya karena setiap hari lewat sana.
Mungkin kejadian ini juga terjadi di kota-kota lainnya. Ini hanya cerita kecil soal pencopetan di Tosari (yang kerap terjadi, ya). Belum lagi kalau kita naik Kopaja 19. Jangan harap bisa duduk manis dan tenang. Mata harus awas dan tas harus terus dikepit di depan. Jangan coba-coba menaruh dompet atau handphone di kantong celana atau kemeja. Turun dari bus, kita bisa pulang dengan kantong kosong.
Mengerikan? Iya. Jakarta keras. Jakarta membuat kita sebagai warganya (atau orang yang biasa bekerja di Jakarta) jadi harus selalu waspada, menjadi insecure. Bahkan bisa merasa lebih insecure dibanding pacar yang masih akrab sama mantan. Saya sendiri enggak bisa jalan dengan tenang kalau lagi menuju kantor, karena enggak jarang ada cewek yang tasnya disamber oleh pengendara motor. Jakarta membuat warganya jadi penuh rasa curiga. Makanya enggak heran kalau orang Jakarta datang ke kota lain akan dicap sombong dan jutek. Saya mengalaminya waktu kuliah di Jatinangor dulu. This city makes us this way. Tapi walaupun terdengar mengerikan, saya sih masih merasa nyaman tinggal di Jakarta. It has everything, like EVERYTHING here (include the insecurities). Mungkin saya akan menghabiskan hidup saya di Jakarta yang keras ini, tapi bisa juga tidak. Kalau ada yang mengajak untuk tinggal di Bali, saya mau, sih. Ha-ha-ha.
p.s. dampak dari melihat pencopetan itu adalah…..mood saya jadi jelek seharian. Eh, enggak seharian, sih. Setelah makan siang mood saya sudah ceria lagi. Perutnya kenyang, sob.

Comments

Rizal said…
jadi gue kerja di jakarta jangan drey?
Sok aja atuh, jal. Berguna untuk melatih mental dan keawasan diri.. (._.)9
Tika said…
Aih, bener banget drey *Curhat* Gw pun merasakan hal yang sama pas ngeliat pencopet di P.55 ngambil hp penumpang, dan ternyata ketahuan karena hp yang diambil jatoh dari selangkang pencopetnya. Alhasil, dia digebukin sampe berdarah-darah sama beberapa penumpang cowo lain yang ada di dalem bis saat itu. And I'm like what the.... all freaked out, blood in front of my face :|

But again, there's just so many great things too hard to resist in this city. Some say, that kinda love-hate relationship hahaha.
Semoga kita terhindar dari hal-hal kaya gini.
Stay safe, Drey xoxo
Unknown said…
Ayoklah kita ke bali..

Popular posts from this blog

Mencoba Perawatan Facial dan Massage di Umandaru Salon & Day Spa Bintaro

Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis lagi, jadi sekalian aja deh bahas pengalaman saya facial dan massage di Umandaru Salon and Day Spa yang ada di Bintaro. Berawal dari rencana cuti sehari karena mau medical check up di pagi harinya (baca pengalaman medical check up di sini ), lalu diri ini punya ide, "Hmmm... sudah lama tidak me time. Apakah lanjut pampering diri yang sudah butek ini?" Akhirnya saya bagikan kegundahan ini di IG Story dan bertanya pada teman-teman super, enaknya ke mana kalau mau facial dan massage di area Bintaro. Ada beberapa rekomendasi yang masuk, seperti Platinum Wijaya, Anita Salon, dan salah satunya Umandaru Spa. Nah, kalau Platinum Wijaya dan Anita Salon, saya sudah sering dengar soal dua tempat facial/salon ini, tapi tidak untuk yang Umandaru Spa. I want something new. Asheeek. Akhirnya coba search di Instagram dan ternyata Umandaru Spa menawarkan cukup banyak pilihan perawatan, mulai dari facial, spa, massage, sampai creambath dan meni

Pengalaman Medical Check Up di Rumah Sakit Jakarta

Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak* Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini . Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway.  Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup. Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita diser

#30DaysWritingChallenge: 5 Hal yang Bikin Saya Bahagia

Mari kita mulai tantangan menulis selama 30 hari! Berawal dari rajin update di Instagram Story tentang #30daysongchallenge yang sudah selesai lama, akhirnya memutuskan harus ikut challenge yang lain. Anaknya sungguh ambisius. *yeah right* Setelah cari-cari di Pinterest, akhirnya ketemu yang pas dan bisa dilakukan setiap hari, yaitu "30 Days Writing Challenge". Hitung-hitung, ini sebagai penebus dosa karena sudah lama tidak update di blog. Kesibukan kerja dan ngurusin tulisan orang lain seringnya bikin lupa dengan tulisan sendiri. Tantangan di hari pertama, saya akan nulis soal 5 hal yang bikin saya bahagia. Kalau kalian mengharapkan akan dapat tulisan menye-menye tentang betapa bahagianya saya memiliki keluarga yang selalu support segala keputusan saya, siap-siap kecewa karena saya tidak akan menulis soal itu di sini. Alasannya jelas, karena itu mah sudah pasti bikin bahagia. D'uh. Saya itu orangnya bisa dibilang mudah bahagia. Makan makanan enak, b