Sumber: http://www.yayasanrsjakarta.org |
Detik-detik menuju umur 30 tahun. Inhale. Exhale. *dramak*
Sebenarnya nggak detik-detik juga, sih. Masih hitungan bulan dan bukan termasuk orang yang takut untuk memasuki umur baru, kecuali ketika saya memasuki umur 27 tahun. Sila baca cerita absurd nan yahudnya di sini.
Sulit dipercaya, namun saya adalah orang yang santai dan tidak takut beranjak tua, tidak takut keriput, dan tidak takut dengan kematian. Cause one day, we'll die anyway. Walau rutinitas skincare saya termasuk banyak dan lumayan rajin menunaikan ibadah 7 steps, tapi itu bukan untuk menghalau datangnya keriput di usia senja (ya kali nggak keriputan...). Lebih untuk menjaga kondisi kulit di usia sekarang biar tak kusan. Ya, syukur-syukur kalau nanti pas tua nggak jadi kelihatan kuyu. Tetap glowing adalah tujuan heyduuup.
Namun, bukan berarti saya termasuk yang nggak peduli dengan kesehatan, apalagi saya sadar kalau semakin tua umur kita, akan semakin mudah kita diserang oleh penyakit. Nah, dengan suntikan pikiran seperti itu, ditambah berat badan yang semakin bertambah, saya malah jadi parno sama kesehatan diri sendiri. Beberapa keluhan saya alami, antara lain saya jadi mudah lelah, dengkul sering terasa sakit, rambut lebih lama tumbuh, ada beberapa benjolan yang timbul hilang di bagian-bagian tertentu (INI YANG PALING BIKIN PARNO, WOY!), sering pusing, dan lebih mudah kesemutan.
Yang ada di pikiran cuma: YA TUHAN, JANGAN SAMPE GUA SAKIT DAN NGOBATINNYA MAHAL! Monmaap, saya kan masih rakyat jelata yang suka belaga kaya. Sedih.
Awalnya coba perbaiki pola makan dan lebih sering olahraga, tapi lebih sering dikalahkan oleh tawaran dari teman untuk "MAKAN GULTIK YOK!" sepulang kantor. Jadi, lagi-lagi saya mengaku gagal. Sampai satu ketika saya terinspirasi dari marketingnya Tunaiku yang user oriented. *bukan sulap, bukan sihir. nggak ada maksud promosi, tapi kalau lagi cari kerjaan, sila klik di sini* Mau ngapain aja, tanya customer dulu, deh, butuhnya apa.
Saya anggap badan saya ini customer. Saya harus tahu apa yang tubuh saya butuhkan, apa yang menjadi keluhannya selama ini, baru saya bisa tahu apa yang harus saya lakukan dan benahi. ASHEK! Dari situlah, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan medical check up dan anggaplah ini sebagai hadiah buat diri sendiri sebelum sampai di umur 30 tahun.
PANJANG JUGA, YA, PENGANTARNYA. Lanjut.
Kenapa pilih Rumah Sakit Jakarta?
Cari info sana-sini, akhirnya setelah membandingkan harga dan treatment yang didapat, akhirnya pilihan jatuh kepada Rumah Sakit Jakarta. Saya pilih paket Comprehensive Pria. LHO, KOK PRIA??? Ya, karena saya merasa belum butuh untuk pap smear dan cek payudara. Jadi, disarankan oleh pihak rumah sakit untuk ambil saja paket yang untuk pria.Untuk harga, nggak bisa dibilang murah juga, sih. Untuk harga paket Comprehensive Pria, harga yang ditawarkan itu Rp2.343.000. Ada perbedaan harga sekitar Rp500.000 kalau kamu berminat ambil paket Comprehensive Wanita.
Lalu, apa saja pemeriksaan yang saya dapatkan? Ini dia.
Cukup lengkap, kan? Tapi kalau kamu penasaran dengan paket medical check up lainnya dari RS Jakarta, sila klik di sini.
Pengalaman selama pemeriksaan
Sehari sebelum med-check, saya wajib puasa dulu minimal 10 jam dan adminnya sudah wanti-wanti paling lambat sampai di rumah sakit jam 10.00. Sengaja ambil cuti hari itu, supaya bisa menjalani hari dengan tenang. Sebelum mulai pemeriksaan, saya disuruh ganti baju dulu. Untung ada yang muat di badan gembil ini.
Pemeriksaan pertama, ambil darah dan tes urine. Setelah itu saya dikasih sarapan yang berupa bihun goreng dan telur ceplok. Lalu lanjut ke pemeriksaan lainnya, sambil melanjutkan puasa lagi selama 2 jam. Semua pemeriksaan berjalan lancar dan nyaman. Yang paling berkesan sih pas melakukan treadmill. Nggak kayak treadmill pada umumnya, tapi sebadan ditempeli kabel semua dan tekanan darah dipantau terus. Agak ganjil aja yang biasanya bebas gerak pas treadmill, ini jadi agak terbatas. Kan jadi nggak bisa sambil kayang, sus! *ya kali*
Seluruh pemeriksaan berjalan selama kurang lebih selama 4 jam. Jadi saya mulai pemeriksaan jam 10 pagi dan selesai sekitar pukul 14.00. Sebelum pulang, kita juga akan dapat makan siang. Waktu itu makan siangnya berupa nasi dan gulai daging. Niqmad.
Hasil Medical Check Up
Sebenarnya setelah 3 hari kerja, hasil medical check up kita sudah bisa diambil. Tapi, dasar anak ini terlalu sibuk jadi budak korporat, alhasil baru ambil 2 minggu kemudian, yaitu hari ini!
Agak deg-degan, sih, ketika buka map yang berisikan hasil dan analisa dokter. Tapi Puji Tuhan Yesus, SEMUA HASILNYA BAGOOOOSH! *tari hula-hula*
Yang disarankan oleh dokter adalah saya harus menurunkan berat badan minimal 13 kg, karena saya sudah masuk kategori Obesitas Grade 1. Berat ideal untuk saya itu sebenarnya 44-59 kg. Jadi dapat dipastikan, sumber keluhan saya yang saya alami ini adalah...kelebihan berat badan. Bukan karena kolesterol, gula, asam urat, atau penyakit-penyakit lain yang makin ke sini makin sering dialamin oleh dewasa muda. Now I know what I have to do, right? :))
Lalu, setelah tahu semuanya baik-baik saja, apakah saya merasa puas dan semua pemeriksaan ini jadi worth it? Iya. Ini salah satu investasi terbaik yang pernah saya buat, setidaknya sejauh ini dan saya nggak menyesal.
Jadi, buat kalian yang lagi mikir apakah penting untuk melakukan medical check up di usia muda, lakukan saja. Kalau merasa belum butuh yang pemeriksaan lengkap, bisa coba yang basic dulu.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya. Adios!
Comments